PADANG, (GemaMedianet.com) | Abu berpasir pekat melambung tinggi ke udara, ketika dilintasi kendaraan yang berlalu-lalang di jalan depan Komplek Indah Permata (KIP) Surau Gadang Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Kawasan ini merupakan perlintasan dari Gunung Pangilun ke Kalumbuk, dari Simpang Tinju ke Kalumbuk, dari Siteba ke Kalumbuk. Begitu juga sebaliknya.
Abu yang begitu pekat, membuat jarak pandang para pengendara kadang terganggu, sehingga para pengendara harus berhati-hati saat melintasi proyek perbaikan drainase.
Fenomena ini terjadi, dikarenakan kurangnya penyiraman air di atas jalan yang digali oleh pihak pelaksana proyek CV Cipta Perdana Mandiri tersebut. Sehingga berpotensi membahayakan bagi para pengguna jalan dan warga sekitar lokasi Pekerjaan Pembangunan Drainase KIP Surau Gadang senilai Rp1,7 Miliar Lebih tersebut.
"Abu pekat ini timbul dikarenakan lalu lalang kenderaan, dan kondisi ini terjadi akibat proyek Pembangunan Drainase senilai Rp1,7 Miliar Lebih ini masih dalam tahap penggalian namun tidak disirami air. Sehingga gumpalan pekat abu dari material pembangunan drainase tersebut tidak saja dapat membahayakan warga, tetapi juga para pengendara yang melintas," ungkap Rizal (52), salah seorang pengendara saat melintas di lokasi kepada GemaMedianet.com dan tim, Senin (13/10/2025).
Seharusnya, lanjut Rizal, pihak pelaksana proyek atau instansi terkait yakni Dinas Sumber Daya Air dan Bina Kontruksi (Dinas SDABK) Sumatera Barat dalam bidang pengawasan harus menegur pihak pelaksana untuk melakukan penyiraman, serta memasang tanda atau rambu agar kenderaan yang melintas pelan-pelan.
"Jangan sampai terjadi peristiwa kecelakaan yang berpotensi menimbulkan korban, baru semuaya bergerak," ujarnya.
Efendi (57), pengguna jalan lainnya menambahkan, dampak abu yang ditimbulkan ini bisa berakibat penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada warga sekitar, terutama bagi anak-anak dan orang yang sudah tua dikarenakan kondisi tubuh anak-anak dan orangtua yang sama-sama rentan.
"Phak rekanan dan dinas terkait semestinya dapat memberikan solusi dalam mengatasi persoalan yang ditimbulkan dari proyek pekerjaan ini," katanya.
Kadis SDABK Sumbar Tak Respon Keluhan
Terkait kondisi yang terjadi seputar proyek pembangunan drainase tersebur, Kepala Dinas SDABK Sumbar Rifda Suryani ketika dikonfirmasi media ini sepertinya enggan memberikan jawabannya.
Kendati pesan singkat melalui WhatsApp (WA) telah dilayangkan, namun tak kunjung ada jawaban. Begitu pula kontak melalui telepon WA, meski nadanya berdering namun tak ada respon. Bahkan hingga ketika berita ini diturunkan.
Tak beda, Rahmad Yuliandra, Kabid PJSA Dinas SDABK ini saat dikonfirmasikan juga tak ada respon.
Transparansi Proyek Diabaikan
Kendati transparansi saat ini bukanlah suatu hal yang aneh. Namun keanehan justeru terjadi pada proyek Pekerjaan Pembangunan Drainase senilai Rp1,7 Miliar Lebih yang berada di bawah Dinas SDABK Sumbar.
Pantauan tim media di lokasi, kendati plang proyek pekerjaan terlihat. Namun sangat disayangkan, berapa lama waktu pelaksanaan pekerjaan tidak serta merta dicantumkan. Sementara sesuai dengan regulasi berlaku, bahwa item waktu pelaksana proyek bukanlah bagian informasi yang patut dirahasiakan atau dikecualikan.
Begitu pula pengawas proyek baik dari pelaksana maupun instansi terkait juga tidak ada di tempat. Di lokasi pekerjaan, justeru yang ada hanya pekerja buruh kasar yang tidak mau berkomentar.
Dugaan Kelalaian, Layanan Air Bersih Sempat Terganggu
Sebelumnya layanan air bersih PDAM di wilayah tersebut disebut sempat mengalami gangguan, akibat adanya pekerjaan pembangunan drainase di komplek tersebut.
Kondisi itu dipicu oleh dugaan kekurang hati-hatian atau kelalaian pihak pelaksana ketika pipa sambungan milik PDAM terputus akibat terkena alat berat.
Hingga berita ini diturunkan, media ini masih berupaya untuk melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait. (mrh/de/aj)
0 comments:
Post a Comment