29 November 2017

Pentingnya Kesadaran Deteksi Kanker Serviks Dengan Metode IVA

 
(GemaMedianet.com) – Kanker leher Rahim ( Kanker Serviks ) merupakan  kanker terbanyak yang ditemukan oleh Yayasan Kanker Indonesia setelah Kanker Payudara. Menurut WHO 490.000 perempuan di dunia setiap bulannyanya didiagnosa terkena kanker serviks, dan 80 persen berada di Negara berkembang termasuk Indonesia. Setiap satu menit muncul kasus baru, dan setiap dua menit meninggal 1 orang perempuan karena kanker serviks.

Di Indonesia diperkirakan setiap hari muncul 40-45 kasus baru, 20-25 orang meninggal karena kanker serviks. Artinya Indonesia akan kehilangan 600-750 orang perempuan yang masih produktif setiap bulannya. Hal ini mungkin ada kaitannya dengan sekitar sepertiga dari kasus-kasus kanker termasuk kanker serviks datang ke tempat pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah lanjut. Dimana kanker tersebut sudah menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh, sehingga biaya pengobatan semakin mahal dan angka kematian semakin tinggi.

Di sisi lain kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kanker termasuk faktor-faktor risiko dan upaya pencegahannya masih kurang. Padahal 90-95 persen faktor risiko terkena kanker berhubungan dengan perilaku dan lingkungan. Karena itu perlu ada suatu gerakan bersama, menyeluruh dan berkesinambungan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker terutama kanker serviks.

Insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan dengan melakukan upaya pencegahan primer, seperti meningkatkan atau intensifikasi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat, menghindari faktor risiko terkena kanker, melakukan immunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini kanker serviks tersebut melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi visual dengan menggunakan asam acetat). Saat ini cakupan “screening” deteksi dini kanker serviks di Indonesia melalui pap smear dan IVA masih sangat rendah (sekitar 5 persen), padahal cakupan “screening” yang efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker serviks adalah 85 persen.

Kanker serviks di Indonesia menjadi masalah besar dalam pelayanan kesehatan, karena kebanyakan pasien datang pada stadium lanjut. Hal ini diperkirakan akibat program skrining yang masing kurang. Perempuan yang berisiko terkena kanker serviks adalah usia di atas 30 tahun, dengan puncak usia tersering adalah 45-54 tahun dengan riwayat multipara. Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan reproduksi, dan melakukan papsmear secara rutin bagi kelompok berisiko. Diharapkan dengan adanya program deteksi dini kanker serviks melalui metode pemeriksaan IVA di wilayah kerja puskesmas kenten ini dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan organ reproduksi, serta mencegah terjadinya progresifitas penyakit jika ditemukan gejala awal dari kanker serviks.

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin.

Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan, bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker dengan sensitifitas sekitar 66-69 persen dan spesifitas sekitar 64-98 persen. Sedangkan nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif masing-masing antara 10-20 persen dan 92-97 persen. Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining dari pap smear, karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana, serta dapat serta dapat dilaksanakan selain dokter ginekologi.

Tujuan pemeriksaan IVA, adalah untuk mengurangi morbiditas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan untuk mengetahui kelainan pada leher rahim.

Jadwal Pemeriksaan IVA

Skrining pada setiap wanita minimal 1 x pada usia 35-40 tahun. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan setiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25 – 60 tahun.

Di Indonesia anjuran untuk melakukan pemeriksaan  IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun sekali dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun sekali. 

Syarat Mengikuti Test IVA

Sudah pernah melakukan hubungan seksual, Tidak sedang datang bulan/haid, Tidak sedang hamil, dan Tidak boleh melakukan hubungan seksual 24 jam sebelum pemeriksaan.

Tempat Pelayanan

IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pemeriksaan dan bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya : Dokter Obgyn, Dokter Umum, Bidan,  Perawat terlatih.

Peralatan Pemeriksaan IVA

Peralatan yang harus disiapkan yaitu ruangan tertutup dan meja periksa ginekologis, sumber cahaya yang cukup untuk melihat serviks, spekulum vagina Asam asetat (3-5 persen) dan swab lidi kapas dan sarung tangan. Cara pemeriksaan teknik IVA menggunakan spekulum untuk melihat serviks yang telah dipulas dengan asam asetat 3-5 persen. Hasil (+) pada lesi prakanker terlihat warna bercak putih disebut ACETO WHITE EPITELIUM. Tindak lanjut IVA (+) Biopsi Kategori pemeriksaan IVA ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah :

1. IVA negatif  = Serviks normal.
2. IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks)
3. IVA positif  = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ)
4. IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.

Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan serviks secara dini (skrining) karena gejala kanker serviks tidak terlihat sampai stadium yang lebih parah. Pemeriksaan dengan metode IVA merupakan pemeriksaan untuk mencegah kanker serviks, yang efisien dan efektif karena dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti perawat, bidan dan dokter umum serta biaya lebih murah. Pentingnya melakukan upaya pencegahan kanker serviks, untuk menurunkan angka kematian perempuan di Indonesia memerlukan dukungan dan kerjasama yang baik dari semua pihak.

Diharapkan agar pemerintah dan institusi pendidikan dapat menyelenggarakan pelatihan pemeriksaan serviks dengan metode IVA pada lebih banyak tenaga kesehatan sehingga harapan keberhasilan dalam pencegahan kanker serviks dapat lebih baik. Demikian dinkes.bulelengkab.go.id (Ketut Adnyani, adm.keb (Bidan Puskesmas Banjar II)

0 comments:

Posting Komentar

PRAKIRAAN CUACA

eqmap

SOLOK SELATAN


POLDA SUMBAR

iklan

TwitterFacebookGoogle PlusInstagramRSS FeedEmail

Statistic Views

Iklan

Iklan

Terkini

Iklan

FACEBOOK - TWEETER

Iklan

BUMN

Iklan

REMAJA DAN PRESTASI

iklan