PADANG, (GemaMedianet.com) | Proses relokasi korban bencana banjir bandang di Padang menemui tantangan signifikan, terutama dari warga Kecamatan Pauh. Sebagian besar warga Pauh menyatakan keberatan untuk pindah ke Hunian Sementara (Huntara) yang telah disediakan Pemerintah Kota (Pemko) di Lubuk Buaya, Koto Tangah.
Ketua DPRD Padang, Muharlion, yang meninjau langsung lokasi Huntara Lubuk Buaya, mengungkapkan alasan utama penolakan adalah jarak yang dianggap terlalu jauh dari lokasi aktivitas sehari-hari warga Pauh.
“Warga ingin tetap tinggal dekat dengan lokasi aktivitas sehari-hari mereka, dan lokasi di Koto Tangah dirasa terlalu jauh dari Pauh,” ungkap Muharlion.
Meskipun Huntara Lubuk Buaya memiliki kapasitas 80 kamar yang memadai, Huntara saat ini difokuskan untuk menampung warga dari Koto Tangah dan Kuranji yang lebih dekat.
Komitmen Cari Lokasi Dekat Aktivitas Warga
Muharlion menegaskan Pemko Padang tetap berkomitmen untuk menangani kebutuhan warga Pauh secara maksimal. Prioritas saat ini adalah mencari alternatif lokasi Huntara yang dapat memfasilitasi kebutuhan mobilitas warga.
Pihak DPRD mencatat keinginan warga Pauh dan telah membahas sejumlah alternatif lokasi yang diusulkan tokoh masyarakat setempat, termasuk pemanfaatan Rusunawa Unand dan beberapa titik lain di sekitar wilayah Pauh.
Semua opsi relokasi yang aman dan nyaman kini sedang dipertimbangkan oleh Pemko dan DPRD. Tujuannya adalah mencari tempat yang paling dekat dan sesuai, sehingga proses pemulihan sosial tidak mengganggu kegiatan ekonomi warga terdampak.
Komitmen ini menunjukkan upaya pemerintah daerah dalam mendengarkan aspirasi masyarakat, demi memastikan hak-hak warga terdampak terpenuhi. (aki)
#Editor: Marzuki RH









0 comments:
Post a Comment