30 September 2021

Irwan Basir Ajak Generasi Muda Jadikan Peristiwa G30S/PKI Sebagai Pelajaran




PADANG, (GemaMedianet.com| Peristiwa G30S/PKI hendaknya dijadikan sebagai pelajaran berharga untuk setiap generasi. Dengan sejarah kita bisa melihat peristiwa yang terjadi. Dengan adanya kejadian G30S/PKI, generasi muda saat ini hendaknya mengetahui salah satu sejarah yang pernah terjadi pada negeri ini.

Generasi saat ini dapat mengetahui, bahwa PKI atau pun organisasi yang mempunyai faham komunis dan tidak memiliki tempat di Indonesia.

Anak muda sebagai generasi penerus bangsa tidak boleh lupa dengan sejarah, termasuk sejarah peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dikenal sebagai peristiwa G30S/PKI.

Cukup sekali peristiwa G30S/PKI terjadi, dan sejarah kelam tersebut harus dijadikan pelajaran berharga agar peristiwa tragedi berdarah tersebut tidak terulang kembali di masa mendatang

Sebagai negara berazaskan Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, Bangsa Indonesia memiliki aneka budaya, suku, ras dan agama. Meski berbeda, namun tetap satu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Kedepannya, generasi saat ini hendaknya menjadi generasi yang nasionalis dan dapat melihat suatu perbedaan baik itu agama, suku, ras dan budaya.

Oleh karena itu, Pancasila sebagai lambang negara atas dasar keragaman yang wajib dipertahankan di Negara Indonesia tercinta.

Mari kita membangun Indonesia dengan kebersamaan, bukan dengan mengedepankan golongan dan saling menyalahkan.

Demikian himbauan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (DPD LPM) Kota Padang, Irwan Basir, SH, MM Datuk Rajo Alam dalam rangka peringatan tragedi berdarah pemberontakan G30S/PKI, Kamis (30/9/2021). 

Seperti diketahui, Peristiwa 30 September 1965 (G30S/PKI) yang menjadi catatan sejarah terkelam bangsa Indonesia membawa korban tujuh putera terbaik bangsa.

Tragedi tersebut juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dan berpusat di Jakarta serta Yogyakarta.

Di Jakarta, enam Jenderal dan satu perwira pertama TNI AD, yang sebelumnya diculik harus meregang nyawa karena dibunuh serta dikubur bersamaan di sebuah sumur yang kini dikenal dengan sebutan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.

Jasad keenam Jenderal dan satu perwira pertama TNI AD itu ditemukan pada 3 Oktober 1965 dan pengangkatan jenazah dilakukan keesokan harinya. Pada 5 Oktober 1965, seluruh korban dimakamkan di Taman Makam Pahlawan dan diberi gelar Pahlawan Revolusi.

Keenam Jenderal dan satu perwira pertama TNI AD itu yakni Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.  (*) 

#Editor : Uki Ratlon 

0 comments:

Posting Komentar

PRAKIRAAN CUACA

eqmap

SOLOK SELATAN


POLDA SUMBAR

iklan

TwitterFacebookGoogle PlusInstagramRSS FeedEmail

Statistic Views

Iklan

Iklan

Terkini

Iklan

FACEBOOK - TWEETER

Iklan

BUMN

Iklan

REMAJA DAN PRESTASI

iklan