PADANG, (GemaMedianet.com) | Bencana hidrometeorologi yang baru saja menimpa beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menimbulkan kerugian besar. Tidak hanya korban jiwa, tapi juga harta benda serta berbagai sarana infrastruktur mengalami kerusakan.
Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencatat sebanyak 16 ruas jalan provinsi terdampak bencana hidrometeorologi yang melanda Sumatera Barat sejak 21 November lalu.
Kepala Dinas BMCKTR Sumbar, Armizoprades mengungkapkan, akibat bencana hidrometeorologi itu dampak yang ditimbulkan sangat beragam, mulai dari badan jalan amblas, bahu jalan terban, longsor, jembatan rusak berat, hingga akses yang tertutup pohon tumbang.
Hasil pemetaan di lapangan menunjukkan, terdapat 54 titik permasalahan pada 16 ruas jalan tersebut. Rinciannya meliputi 11 titik badan jalan amblas, 24 titik bahu jalan terban, 13 titik longsor, 2 jembatan rusak berat, serta 4 titik pohon tumbang.
“Sebagian titik bermasalah seperti pembersihan pohon tumbang dan sisa longsoran, sedang kita kerjakan bersama sejumlah pihak terkait. Khususnya yang berkaitan dengan jalur evakuasi dan distribusi bantuan logistik,” ujar Armizoprades, Senin (1/12/2025).
Fokus Buka Akses Jalur Evakuasi dan Distribusi Logistik
Kepala Bidang Bina Marga Dinas BMCKTR Sumbar, Adratus Setiawan menambahkan, proses pendataan masih terus berlangsung. Ia menegaskan, data sementara menunjukkan bahwa jumlah ruas jalan provinsi terdampak tetap berada pada angka 16 ruas dengan total 54 titik masalah.
“Data ini masih bersifat sementara. Sebab, proses pendataan hingga saat ini masih berlangsung di lapangan,” ujarnya.
Adapun 16 ruas jalan provinsi yang terdampak, yaitu Mangopoh – Padang Luar, Panti – Simpang Empat, Batas Payakumbuh – Suliki – Koto Tinggi, Pangkalan Koto Baru – Sialang – Gelugur, Palupuah – Pua Gadih – Koto Tinggi, Simp. Koto Mambang – Balingka, Matur – Palambayan, Palambayan – Palupuh, Simp. Gantiang Payo – Batas Tanah Datar – Sumani, Pintu Angin – Labuah Saiyo, Sijunjuang – Tanah Badantuan, Guguak Cino – Sitangkai, Teluk Bayur – Nipah – Purus, Teluk Kabung – Mandeh – Tarusan, Lubuak Sikapiang (Simp. Daliak) – Talu (Simp. Gantiang), dan Lubuak Basung – Sungai Limau
Adratus menegaskan, salah satu fokus utama saat ini adalah membuka akses jalan untuk jalur evakuasi, dan distribusi logistik. Ia menyatakan, upaya di lapangan dilakukan secara kolaboratif.
“Kita tidak sendiri di lapangan, karena kita mendapat dukungan dari seluruh pihak terkait, mulai dari pusat hingga daerah, termasuk dari unsur TNI/Polri, relawan, dan masyarakat lokal,” pungkasnya.
#Editor: Marzuki RH









0 comments:
Post a Comment