PADANG, (GemaMedianet.com) | Hari ini, Sabtu (6/9/2025) menjadi momen yang tak terlupakan bagi keluarga besar Ikatan Kekeluargaan Wartawan Republik Indonesia (IKW-RI). Sejak pagi, suasana Esa Cafe, bilangan GOR H. Agus Salim, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) sudah dipadati anggota IKW-RI yang datang untuk mengikuti arisan perdana di bawah kepengurusan baru.
Namun, acara ini bukan sekadar soal undian bulanan. Dari pagi hingga sore, kebersamaan itu terjalin dalam bentuk canda tawa, karaoke bersama, hingga refleksi bersama tentang pentingnya solidaritas wartawan di tengah dunia jurnalistik yang penuh tantangan.
Gelora Semangat Pagi Wartawan
Esa Cafe, yang biasanya baru ramai menjelang sore, kali itu sudah “hidup” sejak pukul 10.00 WIB. Puluhan anggota IKW-RI datang dengan wajah sumringah. Ada yang duduk santai menyeruput kopi, ada yang larut dalam obrolan ringan. Bahkan, ada yang membuka laptop kecil untuk sekadar mengecek perkembangan berita terbaru.
Cafe sederhana itu berubah menjadi ruang kekeluargaan. Bukan lagi sekadar tempat nongkrong, melainkan “rumah kedua” bagi para wartawan yang sehari-hari berjibaku dengan deadline dan dinamika lapangan.
Karaoke Ria : Pemanas Suasana Sebelum Acara Inti
Menjelang siang, suasana makin hangat ketika sesi karaoke bebas dibuka. Mikrofon bergantian berpindah tangan. Nama-nama seperti Rini Abidin, Dafit Laksus, Wyndoee, Adek Nikel, hingga sejumlah rekan lainnya tampil santai di panggung kecil cafe.
Rini yang kerap disapa "neng geulis" ini melantunkan lagu melankolis asal negara tetangga Malaysia dengan suara merdunya, disambut tepuk tangan riuh. Dafit Laksus memilih lagu rock lawas, membuat cafe bergemuruh seolah berubah jadi konser mini. Sementara Wyndoee dan Adek Nikel membuat semua terbahak dengan gaya kocak, dan suara yang sengaja dilebih-lebihkan.
“Ini bukan soal bagus atau tidaknya suara, tapi kebersamaan. Di sini kita bisa bebas berekspresi, tertawa, dan melupakan sejenak rutinitas,” celetuk salah satu anggota yang disambut sorakan meriah.
Suasana cair itulah yang membuat semua hadirin merasa lebih dekat. Wartawan yang sehari-hari mungkin jarang bertemu, kali itu bisa bercanda lepas tanpa sekat.
Cabutan Arisan Tepat Pukul 17.00 WIB
Setelah puas bernyanyi, tepat pukul 17.00 WIB, acara inti pun dimulai. Semua peserta berkumpul mengelilingi meja cabutan arisan. Suasana yang semula riuh perlahan menjadi hening, penuh rasa penasaran.
Hasil undian akhirnya memunculkan nama Danil Yohanda sebagai pemenang arisan periode Juli 2025, sementara Yendri Naswardi beruntung untuk periode Agustus 2025. Riuh tepuk tangan, sorakan, dan ucapan selamat pun menggema.
Beberapa anggota bahkan melontarkan canda spontan. “Berarti bulan depan giliran traktiran, ya!” seru salah seorang anggota, membuat semua terbahak.
Kepengurusan Baru, Semangat Baru
Arisan ini terasa spesial karena menjadi kegiatan resmi pertama di bawah kepengurusan baru IKW-RI. David Efendi kini menakhodai organisasi sebagai Ketua, didampingi Marzuki Rahman sebagai Sekretaris, dan Cimrawati sebagai Bendahara.
Dalam sambutannya, David menegaskan bahwa arisan ini bukan hanya urusan finansial.
“Arisan ini simbol persatuan dan wadah silaturahmi. Semoga IKW-RI semakin solid dan terus melangkah maju di bawah kepengurusan baru,” ujar David penuh optimisme.
Ia juga mengajak, semua anggota untuk terus berpartisipasi aktif. Ia mencontohkan, saat digelarnya Peringatan HUT IKW RI ke-9 yang juga digelar di tempat ini pada Sabtu, 26 Juli 2025 lalu, semua terlibat penuh kehangatan dan kegembiraan. Bibit ini harus terus bersemayam dalam jiwa, dan terpelihara secara kolektif.
“Organisasi akan kuat bukan karena pengurus semata, tetapi karena dukungan kolektif seluruh anggota,” tambahnya.
Suara Anggota : Dari yang Hadir hingga yang Berhalangan
Sejumlah anggota yang hadir turut menyampaikan pandangannya:
Robi : “Arisan ini lebih dari sekadar undian. Bagi saya, ini ruang kumpul yang menyegarkan.”
Andri : “Di lapangan kita sibuk mengejar berita, jarang ngobrol santai. Dengan arisan, kita bisa bercengkerama.”
Dafit Pelor : “Kegiatan ini sederhana tapi penuh makna. Dengan pengurus baru, saya yakin IKW-RI makin kompak.”
Sementara itu, beberapa anggota yang tidak bisa hadir tetap menitipkan pesan hangat:
Awik : “Saya titip doa semoga arisan ini jadi awal baik untuk memperkokoh persaudaraan kita.”
Lenni : “Arisan ini bukan hanya undian, tapi wadah komunikasi. InsyaAllah saya hadir di kesempatan berikut.”
Hendri Jok : “Meski tidak hadir, hati saya tetap bersama kawan-kawan. Saya bangga IKW-RI solid.”
Sekretaris IKW-RI, Marzuki Rahman, menyebut, kegiatan ini bisa menjadi pintu masuk bagi program-program lain yang lebih bermanfaat.
“Semoga ini menjadi awal yang baik dan membawa berkah bagi seluruh anggota,” ujarnya.
Bagi para anggota, arisan ini adalah ruang sosial untuk membangun ikatan emosional. Di tengah kerasnya dunia jurnalistik yang menuntut kecepatan dan ketepatan, mereka tetap butuh ruang kekeluargaan untuk menjaga semangat.
Arisan, Tradisi Sosial yang Relevan untuk Wartawan
Arisan adalah tradisi sosial yang sudah lama hidup di tengah masyarakat Indonesia. Di berbagai tempat, arisan bukan hanya alat keuangan sederhana, tetapi juga wadah memperkuat jaringan sosial.
Bagi wartawan, arisan memiliki makna khusus. Mereka yang sehari-hari bekerja dalam tekanan, seringkali sendiri di lapangan, membutuhkan ruang bersama untuk saling menguatkan. Tradisi arisan memberi mereka alasan rutin untuk berkumpul, bercerita, dan berbagi tawa.
Arisan perdana di Esa Cafe membuktikan bahwa IKW-RI bukan hanya wadah formal, melainkan rumah besar wartawan Sumbar. Di sinilah semangat kebersamaan dipupuk, solidaritas diperkuat, dan energi emosional dipulihkan agar tetap bisa berkarya untuk masyarakat.
Bukti Nyata Kebersamaan
Arisan perdana IKW-RI di Esa Café, dengan segala kesederhanaannya, menjadi bukti nyata bahwa kebersamaan adalah fondasi terkuat sebuah organisasi. Dari karaoke sejak pagi, cabutan pukul 17.00, hingga pesan solidaritas dari anggota yang tak bisa hadir, semuanya merekatkan satu pesan penting:
Wartawan juga manusia. Mereka butuh ruang untuk tertawa, bercanda, dan merasa pulang.
IKW-RI, lewat arisan ini, telah membangun ruang itu—dan menjadikannya tradisi baru yang akan terus memperkuat keluarga besar wartawan di Sumatera Barat.
(pr)
0 comments:
Post a Comment