PADANG, — Pasca-bencana hidrometeorologi yang merusak infrastruktur irigasi utama di Kota Padang, Dinas Pertanian melakukan langkah cepat untuk menyelamatkan lahan pertanian warga. Kerusakan serius pada Bendungan Gunung Nago dan Koto Tuo memicu ancaman kekeringan massal pada areal persawahan.
Menyikapi hal tersebut, kolaborasi antara pemerintah dan kelompok tani (poktan) diintensifkan guna memastikan ketersediaan air dan keberlangsungan usaha tani.
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Yoice Yuliani, menjelaskan bahwa penanganan sedimen yang menyumbat saluran irigasi dibagi berdasarkan tingkat keparahannya.
Untuk sedimen Tebal ditangani langsung oleh Dinas PUPR menggunakan alat berat. Sedangkan
Sedimen Dangkal dibersihkan melalui aksi gotong royong (goro) kelompok tani.
Untuk memotivasi warga, Dinas Pertanian memberikan kompensasi berupa fasilitas upah goro bagi petani yang terlibat. Hingga Senin (22/12/2025), lima kelompok tani telah bergerak, yaitu Poktan Lubuk Ramang (Lubuk Minturun), Poktan Hijrah (Lubuk Minturun), Poktan Reperta (Batu Gadang), Poktan Maju Jaya (Gunung Sarik)
dan Poktan Sikayan (Balai Gadang)
Solusi Gagal Panen: Alih Komoditas ke Sayuran
Bagi lahan sawah yang mengalami Puso (gagal panen) atau tidak lagi teraliri air secara optimal, Pemerintah Kota Padang memfasilitasi program alih komoditas dari padi ke tanaman hortikultura (sayur-sayuran).
Intervensi pemerintah itu ditandai dengan memberikan Bantuan Saprodi, yakni pemberian benih gratis dan pupuk. Lalu, Varian Benih seperti Cabai, bayam, kangkung, mentimun, kacang panjang, pare, hingga terung.
Cakupan: Sebanyak 11 Kelompok Tani telah menyatakan kesediaan melalui hasil verifikasi CPCL (Calon Petani Calon Lokasi).
Yoice Yuliani berharap program adaptasi ini menjadi jembatan agar petani tetap produktif hingga perbaikan permanen bendungan irigasi selesai dilakukan.
"Mudah-mudahan di tahun 2026 nanti, Kementerian Pertanian dapat memfasilitasi lebih banyak benih dan pupuk. Sehingga lahan sawah yang belum teraliri air bisa dialihkan ke komoditas jagung pakan ternak atau sayuran. Kami ingin petani tetap bisa berusaha tani meski infrastruktur belum pulih sepenuhnya," pungkas Yoice. (humas)
#Editor: Marzuki RH








0 comments:
Post a Comment