PADANG, (GemaMedianet.com) | Pekerjaan pembangunan trotoar pada ruas jalan Perintis Kemerdekaan di kawasan Jati Kota Padang mulai menjadi perhatian dan sorotan masyarakat.
Pasalnya, belum lama selesai proyek trotoar yang terlihat cantik dari jauh ini sudah mengalami terban di sana-sini. Bahkan, sudah dihiasi dengan rumput nan hijau.
"Trotoar ini sepertinya belum lama selesai, namun hasilnya sungguh sangat mengecewakan. Kita sebagai pejalan kaki, sangat menyesalkan hasilnya seperti ini. Selain sudah terjadi penurunan tanah, juga ditumbuhi rerumputan," ungkap Rahman (52), seorang pejalan kaki yang hampir setiap hari melintas di lokasi, Rabu (16/9/2025).
Dia juga menegaskan, Pemerintah Kota (Pemko) Padang menyediakan fasilitas dasar bagi pejalan kaki dalam bentuk jalur khusus yang bebas dari aktivitas apapun termasuk pedagang dan kendaraan bermotor yang disebut dengan trotoar.
Fungsi trotoar tersebut dikhususkan untuk pejalan kaki, maka perlu penataan yang pas agar hak-hak pejalan kaki aman dari berbagai gangguan seperti tanah terban, banyak rerumputan, keramik yang tak rata atau pecah, kaki tersandung, dan sebagainya.
"Kenyataannya ini sudah sangat keterlaluan. Seperti ungkapan Pepatah Minang, Puitih habih, samba tak lamak (Uang habis, masakan tak enak, red)," tutur Rahman dengan nada mulai meninggi akibat kakinya tersandung keramik tak rata.
Sejak awal, dia mengaku sudah meragukan nasib trotoar tersebut ke depannya. Apalagi metode pengerjaan yang terlihat tidak jelas alias asal-asalan, dan lemahnya pengawasan selama proyek berlangsung.
Dia mencontohkan, kendati dalam pengerjaannya material lama sudah dibongkar, tetapi tetap saja masih digunakan. Hanya dipercantik dengan sedikit lapisan pasir urug baru.
"Unggukan pasir urug tidak terlalu banyak di lokasi, sehingga jumlahnya tak seimbang dengan panjang trotoar yang dikerjakan," bebernya.
Sementara Pengamat Konstruksi, Darman, ST menyebutkan, adanya kekecewaan pejalan kaki terhadap trotoar yang baru selesai namun sudah rusak atau terban dan ditumbuhi rumput itu menunjukkan adanya masalah kualitas pengerjaan, pengawasan, atau bahkan pemeliharaan pasca-konstruksi.
Masyarakat tentu berharap, fasilitas trotoar dapat berfungsi baik sesuai tujuan awalnya, yaitu memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki dari lalu lintas kendaraan dan gangguan lainnya.
"Ini pengalaman pahit yang dialami pejalan kaki, karena fasilitas yang seharusnya aman justru tidak berfungsi dan tidak nyaman untuk digunakan. Kualitas konstruksi dan pengawasan menjadi masalah utama, karena trotoar yang baru dibangun semestinya awet dan berfungsi sebagaimana mestinya, bukan malah rusak dan tidak terawat," ujarnya.
Sebelumnya, media ini telah berupaya melakukan konfirmasi kepada Kepala Dinas PUPR Kota Padang melalui Kabid Binamarga Insanul Rizki, sayangnya sang kabid sepertinya tidak respon. Beberapa kali pesan singkat dan telepon via whatsapp terkesan diabaikan. Meski telepon selulernya bertanda "berdering".
Hingga berita ini diturunkan, media ini masih terus berupaya untuk melakukan konfirmasi kepada pihak terkait lainnya. (mz/d)
0 comments:
Post a Comment