24 Juni 2020

Wacana Pergantian Kecamatan Kuranji menjadi Pauh IX, Zulhardi Z Latif : Perlu Kajian Yang Matang


PADANG, (GemaMedianet.com— Mencuatnya kembali ke permukaan pergantian nama  Kecamatan Kuranji menjadi Pauh IX sebagai sebuah wacana dinilai sah-sah saja di alam demokrasi saat ini.

"Sebagai sebuah wacana, maka jika Kuranji kembali kepada Pauh IX hal itu sah-sah saja. Namun, tentu hal itu perlu kajian yang cukup matang, apa yang menjadi plus minusnya antara Pauh IX dan Kecamatan Kuranji," ungkap Zulhardi Z Latif, salah seorang putra Kuranji dalam sebuah perbincangan hangat di Gedung Bundar Jalan Sawahan Padang, Selasa (23/6/2020). 

Zulhardi yang akrab disapa Buya ini menyebutkan, kajian dari berbagai aspek terhadap pergantian nama itu sangat penting. Mengingat, jika dikaji sejarah Pauh IX, hal itu merupakan sejarah baru. Sedangkan sejarah lama, Kuranji itu Pauh Siampek Baleh (XIV). Di sisi lain, di zaman saisuak, zaman Kolonial Belanda, yang dikenal itu adalah Kuranji bukan Pauh IX, apalagi dengan sebutan Harimau Kuranji yang berperan dalam mengusir penjajah dari bumi Minangkabau. 

"Jadi di Zaman Belanda itu yang dikenal adalah Kuranji bukan Pauh IX. Apalagi jika ditilik, Pauh IX itu lahir karena perpecahan dari Pauh Siampek Baleh (XIV) menjadi Pauh V dan Pauh IX. Nah, untuk itu lah sangat perlu dilakukan kajian secara matang dan mendalam," ujar Buya, yang juga anggota DPRD Kota Padang ini. 

Ia juga merujuk kepada Pauh V, yang nama kecamatannya adalah Kecamatan Pauh. Tidak memakai Pauh V ketika menjadi sebuah kecamatan.

Tidak saja itu, kata Buya, secara administrasi pemerintahan saat ini adalah Kecamatan Kuranji. Jika kemudian ada pergantian, tentu banyak hal yang harus berubah. Sebut saja surat-surat dan dokumen penting seperti KTP, Kartu Keluarga (KK), sertifikat tanah dan sebagainya. 

"Saya setuju ada perubahan, namun untuk itu perlu pengkajian sebelum melangkah," ingat Buya, yang juga Anggota Komisi IV DPRD Kota Padang ini. 

Menurutnya, jangan karena carito lapau (cerita di warung, red), garah-garah (canda, red) dijadikan sebagai isu. Apalagi tahun ini  merupakan tahun politik, tentu hal seperti itu perlu menjadi pemikiran bersama untuk menjaga persatuan dan kesatuan di nagari. 

"Jangan pula karena garah itu, kita malah jadi tidak kompak. Pro dan kontra terhadap kemunculan wacana tersebut tentu pasti ada. Untuk itu penting pula kita menyikapinya secara bijaksana," tuturnya. 

Oleh karena itu, Buya menyarankan, lebih baik berpikiran untuk pembangunan Kecamatan Kuranji yang lebih baik, daripada menghabiskan energi untuk berpolemik. 

"Mari kita seayun selangkah. Saciok bak ayam, sadanciang bak basi, Saiyo satido. Bersama membangun nagari dengan menjaga persatuan dan kesatuan," ajak Ketua IPSI Kota Padang ini.

Sebelumnya, Sesepuh Kuranji Marzuki Onmar juga berharap perlunya wacana pergantian nama Kecamatan Kuranji menjadi Pauh IX dikunyah kunyah (dikaji) lebih mendalam.

Menurutnya, administrasi pemerintahan akan terus berkembang. Bisa saja hari ini hanya menjadi Kecamatan Kuranji, besok-besok akan menjadi Kota Kuranji.

"Saya bukan tidak menghargai ide seperti ini, tetapi saya lebih memiliki keyakinan bahwa kekompakan yang ada hari ini di Nagari Pauh IX menjadi pionir untuk bersama membangun Padang Pinggir Kota (Papiko) yang lebih baik," tukas mantan Pj Bupati Solok Selatan ini dalam sambutannya pada halal bi halal BMPN Pauh IX Kuranji, Sabtu (20/6) lalu. (UK1

0 comments:

Posting Komentar

PRAKIRAAN CUACA

eqmap

SOLOK SELATAN


POLDA SUMBAR

iklan

TwitterFacebookGoogle PlusInstagramRSS FeedEmail

Statistic Views

Iklan

Iklan

Terkini

Iklan

FACEBOOK - TWEETER

Iklan

BUMN

Iklan

REMAJA DAN PRESTASI

iklan