10 Mei 2017

Anies Baswedan Akui Minang Penghasil Pahlawan dan Ulama Terbanyak

JAKARTA, (GemaMedianet.com) - Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan, ternyata selama ini begitu memahami sejarah dan perkembangan Minangkabau atau Sumatera Barat. Bahkan pasangan Sandiaga Uno yang bertarung di Pilgub DKI ini menyebutkan Minang gudangnya pahlawan dan ulama di Indonesia.

Baca Juga : Mengenal Ulama Kharismatik Buya Hamka  

"Minang (Sumatera Barat) adalah provinsi dengan jumlah pahlawan dan ulama terbanyak di Indonesia," kata Anies Baswedan di depan Dubes Arab Saudi Osama bin Mohammad Abdullah Al-Syu’aibi, Pembina Yayasan Al-Manarah Al-Islamiyah Syaikh Khalid Al-Hamudi, dan Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo saat di Rumah Dinas Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia, jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/5/2017) malam.

Apa yang disampaikan Anies Baswedan bukan tanpa alasan. Anies sempat menceritakan sejarah perkembangan pendidikan Islam di Minang. "Di Minang, terdapat sekolah Islam khusus perempuan bernama Dinniyah Putri Padang panjang," sebut Anies.

Dikatakannya, di sekolah Dinniyah Putri Padangpanjang, perempuan diajarkan berbagai bidang ilmu seperti bahasa arab, Alquran dan hadis, serta sebahagian peserta didiknya dahulu berbahasa Belanda.

Diceritakan Anies, pada tahun 1955 silam, Dinniyah Putri Padangpanjang sempat kedatangan rektor Universitas Al Azhar Abdurrahman Taj. Kedatangan rektor ini dibawa Perdana Menteri Muhammad Natsir ketika itu. "Saat di Dinniyah Putri, rektor Universitas Al Azhar mengundang pendiri Dinniyah Putri, Rahmah Al Yunusiyyah untuk hadir di Universitas Al Azhar," papar Anies.

Setahun kemudian, Rahmah Al Yunusiyyah menyanggupi undangan tersebut dan hadir di Universitas Al Azhar. "Saat itu Rahmah Al Yunusiyyah menjadi pelopor program perempuan pertama dalam sejarah universitas tertua Al Azhar," ujar Anies.

Seperti diketahui, sekolah Dinniyah Putri Padangpanjang tidak hanya memberikan pelajaran agama maupun umum, tetapi juga mengajarkan berbagai keterampilan yang diperlukan oleh seorang muslimah sebagai ibu yang mandiri. Maka ketika Rektor Universitas Al-Azhar Abdurrahman Taj berkunjung ke Diniyyah Putri pada 1955, ia tertarik dengan sistem pembelajaran khusus yang diterapkan, dan menginspirasinya untuk mendirikan Kuliyyatul-Lil-Banat (kampus Al-Azhar khusus putri) di Universitas Al-Azhar. Dan Rahmah pun dinobatkan sebagai Syaikhah (Guru Besar Wanita) pertama dari Universitas Al-Azhar.(Charlie/Tafrizal/Yurizal)

0 comments:

Posting Komentar

PRAKIRAAN CUACA

eqmap

SOLOK SELATAN


POLDA SUMBAR

iklan

TwitterFacebookGoogle PlusInstagramRSS FeedEmail

Statistic Views

Iklan

Iklan

Terkini

Iklan

FACEBOOK - TWEETER

Iklan

BUMN

Iklan

REMAJA DAN PRESTASI

iklan