PADANG, (GemaMedianet.com) | Hingga kini, Tuberkulosis (TBC) merupakan suatu penyakit yang dapat menggerogoti kehidupan pasien. Dalam proses pengobatannya, tentu dibutuhkan motivasi dan disiplin tinggi dari penderita penyakit TBC serta dukungan dari orang terdekat untuk mencapai kesembuhan.
Tak ayal, beratnya perjuangan untuk dapat sembuh dari penyakit ini juga dirasakan oleh salah satu pasien TB di RSUD dr. Rasidin, Selmiati (47) sejak didiagnosis pada tahun 2000 lalu. Setelah satu tahun menjalani pengobatan yang penuh tantangan, akhirnya dapat mencapai kesembuhan.
Awalnya, Selmiati tidak menyangka akan mengidap penyakit ini. Tidak ada keluarga ataupun kerabat dekat di lingkungannya yang pernah mengalami TB. Tak diduga, ternyata ia tertular oleh teman kerjanya di Jakarta.
Sejak mengetahui penyakitnya, Selmiati berkomitmen untuk menjalankan pengobatannya. Akan tetapi, perjalanannya untuk mencapai kesembuhannya ini tidak mudah. Bahkan, wanita yang berdomisili di Mata Air, Padang Selatan ini sempat hilang semangat dalam menjalani kehidupan.
Selmiati menceritakan awal mula terkena TB di tahun 2000, dan sembuh di tahun 2006. Namun sayangnya di tahun 2023 gejala TBC mulai dirasakannya kembali.
"Beberapa penyebab TB disebabkan oleh pola hidup, misalya karena keluar tidak memakai masker. Setelah didiagnosa TB pada awal tahun 2023 lalu, langsung dirujuk ke RSUD dr. Rasidin," ujarnya, Rabu (18/9/2024).
Ia menceritakan di awal masa pengobatan badan terasa tidak enak, mual, tidak nafsu makan, badan terasa sakit dan nyeri dan terasa alergi.
"Setelah tiga bulan kemudian sudah membaik alergi di kulit, tidak ada batuk. Hingga saat ini saya masih rutin berobat, jika dibandingkan di awal diagnosa di tahun 2000 itu yang rasanya sangat sakit," ungkapnya.
Dijelaskannya, awal gejala TB kembali menyerang di tahun 2023 karena mulai kelelahan, sering begadang, hingga batuk berdarah karena kelelahan bekerja. Kendati demikian sudah memasuki hampir dua tahun pengobatan di RSUD dr. Rasidin, Selmiati tidak pernah putus asa dalam menjalani pengobatan dan beraktivitas sehari-hari.
"Bagi pejuang-pejuang yang sedang melawan penyakit TBC, tetap bersemangat dan kuat, janganlah menyerah, dan senantiasa berpikir positif. Selalu mendengarkan pesan dari dokter dan tidak perlu khawatir dengan stigma dari masyarakat. Kita harus sembuh sebab banyak orang sekitar yang masih peduli dengan kita," cecar Selmiati yang berprofesi sebagai penjahit.
Lain cerita dengan Elva Edison yang juga merupakan penyintas TB, dirinya sangat bersyukur setelah dinyatakan sembuh, berkat dukungan dan pihak yang terlibat, akhirnya setelah dua tahun masa pengobatan dapat bekerja dan beraktivitas kembali.
"Saya merupakan pasien yang nakal, namun berkat dukungan keluarga, dokter dan perawat yang tiada henti selalu mengingatkan, akhirnya saya sembuh," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Ia juga merasakan, tidak mudah melewati fase ini, banyak tantangan yang dilewatinya mulai dari gejala dan rasa sakit yang menyerang tubuhnya.
"Terima kasih kepada pihak yang terlibat, yang sudah mengedukasi dan mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan. Alhamdulillah, saya dapat bisa bekerja keras dan beraktivitas kembali membantu keluarga," tutup dia. (d)
0 comments:
Posting Komentar