PADANG, (GemaMedianet.com) – Mata Uang Indonesia ditolak di sejumlah negara. Pecahan rupiah baru tidak diterima di negara seperti Hongkong, Singapura, dan Arab Saudi. Terkait hl itu, Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo menyebut, bahwa hal ini perlu dievaluasi mendalam oleh pemerintah pusat.
"Mereka (negara lain) tidak
menghargai yang kita miliki, ini hal yang perlu dievaluasi," sebut
Mahyeldi usai menyerahkan beasiswa LPDP di Palanta Rumah Dinas Walikota, Sabtu
(8/7/2017).
Disebutkan Mahyeldi, hal itu sebenarnya
bukanlah salah dari negara yang menolak pecahan rupiah tersebut. Akan tetapi
hal ini memang harus menjadi perhatian. Sudah seharusnya dilakukan evaluasi dan
autokritik terhadap permasalahan ini.
"Jadi benar juga jika ada sebahagian
masyarakat kita selama ini yang mengkritik dan mengevaluasi mata uang kita
itu," ungkap Mahyeldi.
Sementara seperti dilansir oleh sejumlah
media nasional, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI)
Tirta Segara menyebut bahwa uang rupiah adalah alat pembayaran sah di
Indonesia, dan telah tertera dalam hukum.
"Sehingga pembayaran transaksi
dengan rupiah di wilayah NKRI tidak boleh ditolak kecuali telah diperjanjikan
lain," katanya.
Sedangkan setiap negara menurutnya,
memiliki otoritas sendiri untuk menentukan menerima atau tidak mata uang dari
negara lain sebagai alat pembayaran. NKRI, kata Tirta, juga berhak menentukan
untuk menerima atau menolak mata uang negara lain selain rupiah. "Kecuali
monetary union seperti di wilayah Euro," cecarnya.
Sebelumnya, seorang netizen bernama Dee
Abdurrahman mengaku mengalami penolakan saat ingin menukarkan uang rupiah baru
ke mata uang dolar AS. Melalui akun Facebooknya, dia mengungkapkan keluhannya
tentang legalitas uang rupiah baru di luar negeri.
"Uang baru hanya berlaku di
Indonesia saja. Saya kemarin di Hong Kong dan Singapura tidak bisa
ditukar," kata Dee.
Kejadian yang sama juga dialami netizen
lainnya Yanto. Dia mengatakan, istrinya kesulitan menukarkan uang rupiah ke
riyal saat melakukan ibadah haji beberapa waktu lalu. "Mereka nggak mau
nerima uang rupiah baru, maunya uang rupiah lama," kata Yanto.
(Charlie/Hms)
0 comments:
Posting Komentar