PRAKIRAAN CUACA

eqmap

20 October 2025

Tangan di Balik Layar : Kekuatan Tindakan Mikro Individu dalam Membentuk Tren dan Memecah Belah Opini Publik



Oleh : Fadhil Abiyu Demienta 
            Mahasiswa Ilmu Komunikasi 
                Universitas Andalas

DI ERA DIGITAL saat ini, opini publik tidak lagi sepenuhnya dikendalikan oleh media arus utama atau tokoh berpengaruh semata. Justru, tindakan mikro dari individu seperti satu unggahan status, komentar singkat, atau bahkan klik “suka” mampu membentuk arah percakapan yang jauh lebih besar daripada yang dibayangkan. 

Fenomena ini menunjukkan betapa kuatnya tangan-tangan di balik layar, yakni individu biasa, dalam menggerakkan tren dan sekaligus memicu perpecahan di ruang publik.

Tindakan mikro adalah aktivitas kecil yang dilakukan individu di dunia maya maupun nyata, yang tampak sepele namun memiliki dampak kumulatif. Sebuah tweet lucu bisa menjadi viral hanya karena banyak yang membagikan, sebuah komentar pedas bisa menyulut perdebatan panjang, dan sebuah konten sederhana dapat membentuk gerakan solidaritas global. Mekanisme ini bekerja melalui efek bola salju, dimana interaksi kecil yang berulang-ulang mengakumulasi daya pengaruh besar.

Dari tindakan kecil itu melahirkan sebuah tren digital. Misalnya, satu orang memulai tantangan di media sosial, lalu beberapa orang menirunya, hingga akhirnya menjelma menjadi fenomena global. 

Konten yang awalnya dianggap receh dapat memperoleh panggung besar berkat partisipasi kolektif individu-individu biasa. Dengan cara ini, kekuatan tren bukan lagi berada di tangan lembaga besar, melainkan hasil interaksi berjuta-juta “klik” yang dilakukan oleh pengguna internet.

Namun, kekuatan ini juga memiliki sisi gelap. Tindakan mikro yang berulang bisa memperkuat polarisasi. “Like” atau “share” pada sebuah konten provokatif dapat memperluas jangkauannya, memicu perdebatan sengit, dan bahkan menimbulkan segregasi opini. 

Algoritma media sosial turut memperparah keadaan dengan menyodorkan konten serupa kepada pengguna, sehingga memperkuat bias dan membentuk “echo chamber”. Hasilnya, opini publik semakin terbelah dan sulit menemukan titik temu.

Fenomena ini mengingatkan kita bahwa setiap tindakan, sekecil apa pun, memiliki konsekuensi. Dalam ruang digital, komentar yang dianggap remeh bisa melukai, membentuk persepsi, atau justru menginspirasi. Oleh karena itu, kesadaran kritis dan literasi digital menjadi penting. Individu tidak hanya sebagai konsumen informasi, tetapi juga produsen opini yang berperan dalam membentuk wajah percakapan publik.

Tangan di balik layar tidak selalu berasal dari kekuatan besar, melainkan dari tindakan kecil yang dilakukan oleh individu sehari-hari. Kekuatan mikro ini dapat menjadi alat pembentuk solidaritas atau justru sumber perpecahan. (*)

0 comments:

Post a Comment

SOLOK SELATAN

Iklan

POLDA SUMBAR

iklan

TwitterFacebookGoogle PlusInstagramRSS FeedEmail

Statistic Views

Iklan

Iklan

Terkini

Iklan

FACEBOOK - TWEETER

Iklan

BUMN

Iklan

Iklan

REMAJA DAN PRESTASI

iklan

Blog Archive