02 April 2019

Gerakan Suluh Kebangsaan Perkuat Nasionalisme, Mahfud MD : Jejak Kebangsaan di Ranah Minang Perlu Diteladani


PADANG(GemaMedianet.com— Ranah Minang kembali menarik perhatian tokoh nasional dan religius. Kali ini lewat kehadiran "Gerakan Suluh Kebangsaan" yang diketuai Prof. Mahfud MD dalam bentuk "Sarasehan Kebangsaan" di  Hotel Grand Inna Muara Padang, Sumatera Barat, Selasa (2/4/2019).

Gerakan Suluh Kebangsaan yang merupakan bentuk kepedulian untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menilai Ranah Minang memiliki jejak kebangsaan dan pemikiran islam progresifitas yang perlu diteladani.

Gerakan ini berawal dari gagasan Prof. Mahfud MD. Alissa Wahid, Beny Susetyo dan Ajar Budl Kuncoro yang prihatin dengan maraknya potensi perpecahan dari komponen bangsa.

Seperti maraknya politik identitas sehingga orang/kelompok menyerang orang/ kelompok lain, tapi sama-sama mengklaim sebagai penjaga identitas primordial yang sama. Ada juga kecenderungan kontestasi untuk mencari menang dan bukan mencari yang baik. Diam-diam radikalisme menumpang dan mengadu domba melalui produksi berita-berita hoax.

"Melihat situasi itu, kami memandang perlu adanya sebuah gerakan bersama untuk lebih mengedepankan dialog, menjunjung tinggi kebersamaan, dan menghargai kebhinekaan dalam bingkai NKRI," ungkap Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Prof. Mahfud MD dalam sambutannya pada pembukaan Sarasehan Kebangsaan.

Mahfud MD juga mengatakan, sekaitan itu gerakan ini akan mendorong kebebasan menentukan pilihan secara demokratis tanpa bermusuhan. Kontestasi politik harus diartikan sebagai kepentingan bersama untuk mencari yang terbaik, bukan dilakukan sebagai zero sum game.

"Itulah gagasan kami terkait gerakan "Suluh Kebangsaan" ini," terang Mahfud MD.


Ia juga menegaskan, gerakan ini bukan gerakan kampanye praktis politik, tetapi kampanye gerakan lintas, lintas primordial.

"Harapannya memperkuat rasa nasionalisme, memperkokoh persatuan dan kesatuan untuk kejayaan Indonesia," tukasnya.

Sarasehan ini menghadirkan tokoh-tokoh seperti Dr.H.Abdul Mu'ti, M.Ed, Prof.Dr.Ir.H.Musliar Kasim, MS, Dra.Hj. Meiliarni Rusli, Dr.H.Shofwan Karim Elhusen, MA, H.Hasril Chaniago, Dr.Drs.M.Sayuti Dt Rajo Pangulu,M.Pd.

Seperti diketahui, gagasan ini mendapatkan dukungan yang sangat besar dari para tokoh seperti Buya Syafii Maarif, KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Ibu Shinta Nuriyah, Sri Sultan HB X, Romo Magnis Suseno, Prof. Komarudin Hidayat, Prof. John Titaley, Budayawan Garin Nugroho, Wartawan Senior Rikard Bagun, aktivis gerakan perempuan Siti Ruhaini Dzuhayatin dan para tokoh-tokoh lain. Dukungan juga muncul dari kalangan anak muda seperti lnnayah Wahid, Ari Kriting, Savic Ali, dll.

Berbagai macam kegiatan akan dilakukan dalam gerakan suluh kebangsaan ini. Dimulai dengan sarasehan kebangsaan bersama para tokoh dan media lokal di Yogyakarta pada tanggal 9 Januari, di Surabaya tanggal 16 Januari, di Makassar tanggal 24 Januari 2019, di Medan tanggal 9 Februari 2019, dan tanggal 12 Februari 2019 di Lombok, kemudian akan dilanjut di berbagai propinsi.

Jelajah Kebangsaan yang bekerjasama dengan PT KAI Persero menggunakan kereta api dan berdialog bersama masyarakat sekitar tanggal 18-22 Februari 2019 dari Stasiun Merak Stasiun Banyuwangi. Juga dilakukan dialog kebangsaan bersama civitas akademika di kampus-kampus, di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten 18 Maret 2019, tanggal 19 Maret 2019 di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Dialog & Sarasehan Kebangsaan di Palembang tanggal 20 Maret 2019, di Pekanbaru tanggal 30 Maret 2019, di Padang tanggal 2 April 2019, serta berbagai macam kegiatan lain.

Hingga berita ini diturunkan, kegiatan Sarasehan Kebangsaan masih berlangsung. (ki) 

0 comments:

Posting Komentar

PRAKIRAAN CUACA

eqmap

SOLOK SELATAN


POLDA SUMBAR

iklan

TwitterFacebookGoogle PlusInstagramRSS FeedEmail

Statistic Views

Iklan

Iklan

Terkini

Iklan

FACEBOOK - TWEETER

Iklan

BUMN

Iklan

REMAJA DAN PRESTASI

iklan