PADANG, (GemaMedianet.com) —Pemerintah Kota Padang menerima kunjungan studi komparatif Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin dan para Legal Drafter (Perancang Undang Undang) dari Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Rombongan sebanyak 26 orang tersebut dipimpin Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Banjarmasin, M. Ikhsan Alhak dan disambut oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang, Medi Iswandi mewakili Walikota Padang, di Ruang Abu Bakar Ja’ar Balaikota Padang Aie Pacah, Rabu (31/10/2018).
Kunjungan didasarkan kepada perjanjian kerjasama yang telah disepakati antara Disbudpar Kota Banjarmasin dan Kanwil Kemenkumham Provinsi Kalsel terkait dengan fasilitasi dan asistensi penyusunan beberapa Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) dalam pengembangan pariwisata di Kota Banjarmasin yang saat ini dalam tahap menjelang finalisasi dan masih membutuhkan beberapa masukan.
“Uji publik telah dilakukan sebagai salah satu syarat bahwa Ranperda yang disusun telah dikomunikasikan dengan para pemangku kepentingan pariwisata dan instansi lainnya. Banyak saran dan kami masih merasa kurang. Kami merasa perlu diskusi lagi. Termasuk untuk sharing beberapa produk pariwisata yang dihasilkan oleh Kota Padang. Semoga ada hal yang dapat kami petik dan praktekkan nanti di Kota Banjarmasin”, jelas M. Ikhsan menyampaikan maksud kunjungannya.
Sebagai dasar penguatan dari aspek hukum dalam Ranperda atau produk legislasi daerah, Disbudpar Banjar menggandeng teman-teman dari kemenkumham yang merupakan fungsional perancang undang-undang (legal drafter). "Kami berharap diskusi singkat nanti dapat memberikan warna terhadap Ranperda yang sedang disusun,” imbuhnya.
Senada, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kanwil Kemenkumham Provinsi Kalsel, Subianta Mandala yang turut mendampingi turut menjelaskan. "Saat ini sedang disusun Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPARDA) Kota Banjarmasin, Ranperda Wisata Relijius, dan Ranperda Kawasan Wisata," tukasnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang, Medi Iswandi menyampaikan, Kota Padang saat ini juga sedang melakukan penyusunan RIPPARDA guna memastikan arah pembangunan kepariwisataan yang memuat rumusan strategis mengenai destinasi, promosi, industri dan kelambagaan pariwisata yang dikehendaki.
Disparbud Kota Padang mengawalinya dengan mensinergikan visi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang, yaitu mewujudkan Kota Padang sebagai kota pendidikan, perdagangan dan pariwisata yang sejahtera, religius dan berbudaya dengan visi dalam rencana strategis (renstra) Disparbud Kota Padang, yaitu mewujudkan Padang sebagai destinasi wisata pesisir yang nyaman, indah dan berkesan,” tutur Medi Iswandi.
Disparbud Kota Padang mengawalinya dengan mensinergikan visi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang, yaitu mewujudkan Kota Padang sebagai kota pendidikan, perdagangan dan pariwisata yang sejahtera, religius dan berbudaya dengan visi dalam rencana strategis (renstra) Disparbud Kota Padang, yaitu mewujudkan Padang sebagai destinasi wisata pesisir yang nyaman, indah dan berkesan,” tutur Medi Iswandi.
Menurutnya, sektor pariwisata sebagai urusan pilihan dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah dapat dikembangkan dan diberdayakan secara profesional dalam upaya meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Untuk itu, ia beserta jajarannya menerapkan strategi pengelolaan pariwisata dengan memperhatikan tiga hal, yaitu sinergitas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), fokus dan inovatif.
“Disamping itu, strategi dua mata harus tetap menjadi pertimbangan. Bagaimana mata pengunjung nyaman dan mata pencaharian masyarakat tidak terganggu. Disinilah keseimbangan harus dijaga,” tutur pria yang juga sempat merasakan miris ketika dulunya maksiat masih merajalela di kawasan Pantai Padang.
Pada akhirnya, kondisi yang kita harapkan adalah pariwisata yang aman dan nyaman. "Keterlibatan masyarakat kita bangun melalui kelompok sadar wisata, karena yang dihitung sekarang tidak lagi sebatas tingkat kunjungan wisatawan, tetapi juga sejauh mana kunjungan tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi”, tutupnya (BT)
0 comments:
Posting Komentar