PADANG, (GemaMedianet.com) — Meski belum ada penarikan resmi uang pecahan Rp.100 dan Rp.200 tahun emisi 2003 dari Bank Indonesia, namun anehnya sejumlah pedagang di Pasar Alai Kelurahan Alai Parak Kopi Kecamatan Padang Utara, Kota Padang menolak uang pecahan yang akrab dengan sebutan uang receh tersebut dalam transaksi jual beli.
Hal itu disampaikan salah seorang Ibu muda, Melly (44) ketika usai membeli beberapa kebutuhan sehari-hari di Pasar Alai yang juga tidak jauh dari kediamannya itu, Senin (23/10/2017) siang.
“Karena saya tidak memiliki uang pecahan Rp.500, maka uang pecahan Rp.100 dan Rp.200 saya serahkan kepada pedagang tersebut. Namun pedagang tersebut menolak menerima uang tersebut dengan alasan tak laku lagi,” terangnya kepada wwww.gemamedianet.com.
Padahal, sebutnya, uang yang ia berikan kepada pedagang tersebut juga merupakan pengembalian uang dari pedagang lainnya di pasar yang sama. “Kok bisa aneh begitu ya? Pedagang yang satu tidak mempermasalahkan, namun pedagang yang lain menolak,” ujarnya sedikit bingung.
Tak puas dengan keterangan pedagang tersebut, ia mengaku mencoba mencari tahu apakah benar uang pecahan Rp.200 itu benar- benar tak laku lagi.
“Ternyata setelah dicoba searching di google, Bank Indonesia (BI) belum melakukan penarikan uang pecahan tersebut. Bahkan BI kalau pun mengeluarkan uang pecahan baru, maka uang pecahan lama masih tetap berlaku sebagai alat pembayaran,” terangnya.
Telusuran media ini di lokasi, sejumlah pedagang tak seluruhnya menolak uang pecahan Rp.100 dan Rp.200 sebagai alat pembayaran. “Sepanjang secara umum masyarakat masih menjadikan uang pecahan tersebut sebagai alat pembayaran, kita tidak menolaknya. Kata si Polan kata si polin uang pecahan itu tidak laku lagi tidak bisa dijadikan pembenaran, sebelum ada keterangan resmi dari pemerintah,” sebut beberapa pedagang. (em)
0 comments:
Posting Komentar